JAKARTA –
Usulan untuk mengubah skema program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari penyediaan langsung di sekolah menjadi bantuan uang tunai bagi orang tua siswa mendapat tanggapan dari Istana Kepresidenan.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa ide tersebut sah-sah saja diajukan oleh berbagai pihak. Namun, ia menekankan bahwa skema yang saat ini diterapkan—pemberian makan langsung di sekolah—merupakan bentuk terbaik yang dinilai paling efektif oleh pemerintah bersama Badan Gizi Nasional (BGN).
“Ide kan banyak, bukan berarti ide tidak baik. Tapi konsep yang sekarang dijalankan dianggap oleh pemerintah dan BGN sebagai yang terbaik untuk dikerjakan,” ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).
Ia menyampaikan bahwa pemerintah berpegang pada pertimbangan efektivitas dan pengawasan dalam menjalankan program tersebut. Skema distribusi makanan secara langsung dinilai lebih terukur dan berdampak langsung terhadap pemenuhan gizi anak-anak di sekolah.
Sebelumnya, sejumlah pihak mengusulkan agar bantuan makan siang bagi siswa diberikan dalam bentuk uang tunai yang langsung diterima oleh orang tua. Mereka berpendapat bahwa opsi ini memberikan fleksibilitas bagi keluarga dalam menyiapkan makanan untuk anak.
Namun, pemerintah menilai pendekatan tersebut berisiko mengurangi efektivitas tujuan program, yakni memastikan seluruh siswa mendapatkan asupan makanan bergizi yang setara, merata, dan terjamin kualitasnya setiap hari sekolah.
Program MBG merupakan salah satu program prioritas nasional yang menyasar pemenuhan gizi siswa sekolah dasar hingga menengah. Pemerintah menyatakan komitmennya untuk terus mengawal pelaksanaan program ini agar tepat sasaran dan berkelanjutan.
Editor : Santos
