RADARBATAS – Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS), yang dipimpin oleh Yusinta Ningsih Nenobahan, mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) untuk segera menangani dampak pascabencana di Kuatae, termasuk korban trauma, terutama anak-anak dan lansia, serta kepastian lokasi relokasi bagi para pengungsi.
Menurut Yusinta, hingga saat ini belum ada penanganan pascatrauma yang sistematis, meskipun pemerintah memiliki dinas terkait serta psikolog yang seharusnya berperan aktif. Ia juga menyoroti lambannya proses relokasi yang masih belum jelas dari segi waktu, lokasi, maupun anggaran.
“Masyarakat pasti ingin kembali ke rumah mereka, tetapi mereka sadar bahwa itu tidak mungkin. Anak-anak ini membutuhkan ruang, sementara pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret dalam menangani mereka,” tegasnya.
Tim YNS telah memberikan bantuan berupa permainan untuk anak-anak sebagai upaya awal pemulihan trauma, namun Yusinta menegaskan bahwa itu bukanlah solusi utama. Ia meminta pemerintah segera menentukan lokasi perumahan sementara (huntara) dan mempercepat proses pembangunan.
“Jangan sampai sibuk mencatat terus, tapi tidak ada tindakan nyata. Kebiasaan mengurus data lebih lama dari tindakan ini harus diubah,” kritiknya.
Selain itu, YNS juga menekankan pentingnya menyediakan kebutuhan dasar bagi pengungsi, seperti air bersih dan fasilitas kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia.
Yusinta juga menegaskan bahwa YNS siap bekerja sama dengan pemerintah dalam menangani krisis ini, namun mengingatkan agar pemerintah tidak alergi terhadap kehadiran pihak ketiga.
“Kami hadir di sini bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk masyarakat. Pemerintah yang seharusnya menjembatani kerja sama ini, bukan kami yang harus meminta,” teketegasannya.
Terakhir, ia mengingatkan bahwa relokasi harus mempertimbangkan keberlangsungan ekonomi dan akses pendidikan bagi warga terdampak.
“Masyarakat memerlukan kepastian. Jangan sampai mereka terus menunggu tanpa solusi. Mari kita lihat dalam dua minggu ke depan, apakah Pemerintah TTS bisa menyelesaikan masalah ini,” tutupnya.