Malaka –
Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Malaka 2025 memecahkan rekor partisipasi. Selama tiga hari pelaksanaan, 12–14 Agustus 2025, ribuan warga dari berbagai sekolah, sanggar, dan kecamatan di Kabupaten Malaka tumpah ruah di Panggung Tahbisan Gereja St. Maria Fatima Betun untuk menampilkan ragam seni, budaya, dan tradisi lokal.
Data panitia mencatat, sedikitnya 3.396 peserta ikut serta pada delapan cabang lomba. Dari panggung tari hingga lantunan paduan suara, seluruh sudut acara dipenuhi energi kreatif masyarakat Malaka.
Rincian partisipasi:
Tebe Kreasi (SD) – 84 sekolah, 1.008 peserta
Fashion Show (SD) – 68 sekolah, 680 peserta
Dance Kreasi (SMP) – 40 sekolah, 480 peserta
Bidu Lalok & Hase Hawaka (SMP) – 40 sekolah, 480 peserta
Paduan Suara (SMA) – 21 sekolah, 420 peserta
Tarian Heuk Kreasi (SMA) – 10 sekolah, 130 peserta
Akabeluk (Tingkat Kecamatan) – 4 kecamatan, 48 peserta
Tebe Bot (Tingkat Kecamatan) – 6 kecamatan, 150 peserta
Selain perlombaan, pengunjung dimanjakan dengan pameran kerajinan tangan, sajian kuliner tradisional, hingga interaksi lintas generasi yang menghidupkan kembali nilai-nilai budaya daerah.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyiapkan total hadiah pembinaan yang bersumber dari DAU Spesifik Grand Bidang Pendidikan melalui DPA-SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka.
Koordinator kegiatan, Manfred Yohanes Laak, S.Pd., M.Si, mengaku terkesan dengan antusiasme warga.
“Partisipasi ini membuktikan budaya Malaka masih hidup di hati masyarakat. Dukungan dari pemerintah membuat semua pihak semakin percaya diri menampilkan karya terbaik,” ujarnya.
Dukungan Penuh SBS–HMS
Kesuksesan PKD 2025 tak lepas dari dukungan penuh Bupati Stefanus Bria Seran dan Wakil Bupati Henri Melki Simu. Keduanya memandang pelestarian budaya sebagai bagian penting dari pembangunan daerah.
Bupati SBS menekankan bahwa pembangunan tak hanya diukur dari kemajuan fisik, tetapi juga dari kemampuan menjaga identitas budaya.
“Kemerdekaan harus diisi dengan kerja nyata yang membanggakan rakyat. Melestarikan budaya berarti menjaga jati diri Malaka di tengah arus modernisasi,” tegas SBS.
Sementara Wabup HMS melihat PKD sebagai ajang memperkuat karakter generasi muda.
“Budaya adalah akar. Jika akarnya kuat, pohon Malaka akan tumbuh kokoh,” ujarnya.
Dengan antusiasme besar masyarakat dan dukungan pemerintah, PKD Malaka 2025 menjadi bukti bahwa kebersamaan dan kebanggaan terhadap budaya lokal dapat menjadi energi positif untuk membangun daerah.**
Editor: boni atolan