banner 728x250

Pendeta Gilbert Lumoindong Tegaskan Komitmen Dukung AMAII Lawan Intoleransi

banner 120x600
banner 468x60

Jakarta – Aliansi Masyarakat Anti Intoleransi (AMAII) melakukan kunjungan ke kediaman Pendeta Gilbert Lumoindong di Jakarta, Jumat (15/8/2025). Kunjungan ini bertujuan meminta dukungan moral sekaligus suara dari salah satu tokoh agama nasional yang dikenal konsisten menyuarakan persatuan bangsa dan kerukunan antarumat beragama.

AMAII merupakan gabungan berbagai organisasi masyarakat, di antaranya Gerakan Perjuangan Masyarakat Pluralisme (GPMP), Horas Bangso Batak (HBB), GRPB Indonesia, Seknas Indonesia Maju, Seknas Dakwah, Komunitas Agama Cinta, Garda Nasionalis Indonesia, SIPITUNG, Yayasan Taman Pemulihan, NAPOSO PARNA Se-Jabodetabek, Jaga NKRI, Aliansi Perempuan Melawan, KOMPERA, serta sejumlah elemen masyarakat lainnya. Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua Umum GPMP, Andreas Benaya Rehiary.

banner 325x300

Dalam pertemuan tersebut, Pendeta Gilbert menegaskan sikapnya terhadap maraknya kasus intoleransi dan persekusi rumah ibadah di Indonesia.

“Ini adalah masalah serius yang harus kita hadapi bersama. Intoleransi dan persekusi rumah ibadah bukan hanya melukai hati umat beragama, tapi juga merusak pondasi bangsa yang berdiri di atas Pancasila. Kalau kita biarkan, generasi mendatang akan tumbuh dalam ketakutan dan kebencian. Negara wajib hadir untuk menjamin kebebasan beribadah bagi semua,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia mendorong gereja dan umat Kristen mengambil langkah konkret menghadapi tantangan tersebut.

“Pertama, kita harus tetap tenang dan tidak terpancing provokasi. Kedua, kita harus bersuara, bukan diam. Gereja harus aktif membangun komunikasi lintas agama dan pemerintah setempat. Jemaat juga perlu dibekali pemahaman hukum agar tahu hak-haknya. Dan yang terpenting, tetap menebar kasih, bahkan kepada mereka yang membenci kita,” ujar Gilbert.

Ia juga menekankan pentingnya teladan persatuan dari para tokoh lintas iman.

“Kita ini ibarat gembala bagi umat, dan kalau gembala saling berpelukan, domba-domba akan ikut rukun. Kerukunan itu tidak datang sendiri, tapi harus diupayakan setiap hari.”

Menurutnya, peran tokoh agama sangat menentukan dalam mendorong pemerintah dan aparat bersikap tegas terhadap pelaku intoleransi.

“Kalau kita diam, pelaku intoleransi akan merasa bebas berbuat seenaknya. Dukungan moral dari tokoh agama bukan sekadar simbol, tapi bisa menjadi kekuatan untuk menegakkan keadilan,” imbuhnya.

Menutup pernyataannya, Gilbert mengajak seluruh umat beragama menjaga persaudaraan di tengah perbedaan.

“Jangan biarkan kebencian orang lain mengubah hati kita. Kita boleh berbeda keyakinan, tapi kita tetap satu keluarga sebangsa. Pilih untuk mengasihi, bukan membenci. Indonesia ini milik kita bersama, dan hanya bisa berdiri kuat kalau kita bersatu.”

Pernyataan tegas dari Pendeta Gilbert disambut positif oleh AMAII. Mereka menilai dukungan tokoh agama akan memperkuat gerakan moral menuntut penegakan hukum yang adil serta menjamin kebebasan beribadah di seluruh Indonesia.

(Polman Manalu)


 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *