Batam – Suasana di lingkungan birokrasi Pemerintah Kota Batam belakangan ini dipenuhi dengan pertanyaan yang belum terjawab: kapan pelantikan pejabat hasil job fit akan dilakukan? Hampir dua bulan berlalu sejak uji kesesuaian atau job fit terhadap sejumlah pejabat eselon dilakukan, namun rotasi jabatan belum juga diumumkan secara resmi.
Di balik sunyinya pelantikan ini, tersimpan dinamika regulasi dan birokrasi yang panjang. Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menegaskan bahwa proses pelantikan sejatinya bukan tertunda, melainkan sedang melewati tahapan administrasi yang ketat dan berlapis.
“Insya Allah. Sabar ya,” ucap Amsakar saat dimintai konfirmasi pada Rabu (16/7).
Pernyataan singkat namun penuh isyarat itu menguatkan bahwa pelantikan bukan tak terjadi—melainkan tinggal menunggu waktu. Amsakar bahkan menyebut jadwalnya kemungkinan besar akan dilaksanakan minggu depan, meski tidak merinci tanggal pastinya.
“Minggu depan itu bermakna sampai hari Sabtu, bisa juga sampai hari Minggu tengah malam,” tambahnya sambil tersenyum.
Di balik kelambanan ini, terselip sebuah proses yang kerap tidak terlihat publik: proses pengambilan keputusan yang melibatkan lebih dari satu jenjang pemerintahan. Mulai dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), Gubernur Provinsi Kepri, hingga persetujuan final dari Menteri Dalam Negeri.
“Yang jelas tahapannya banyak. Setelah disetujui di BKN, kami harus menyurati Pak Gubernur untuk mendapat rekomendasi. Lalu dari situ, diajukan ke Mendagri. Setelah respons dari Pak Menteri, barulah kami bisa melantik,” jelas Amsakar.
Isu yang beredar di kalangan pemerintahan menyebutkan bahwa keterlambatan ini kemungkinan besar berkaitan dengan regulasi baru dari BKN yang memperketat aturan terkait demosi atau penurunan jabatan. Dalam aturan tersebut, demosi tidak dapat dilakukan kecuali atas alasan tertentu yang terukur dan dibenarkan secara hukum.
Namun, Pemko Batam memastikan bahwa pelaksanaan job fit sebelumnya telah mengedepankan prinsip meritokrasi—penempatan pejabat sesuai kompetensi, bukan sekadar rotasi jabatan.
Adapun pelantikan mendatang akan difokuskan pada jabatan eselon II, yang dianggap krusial dalam mendukung program-program strategis pemerintahan. Pos-pos ini akan diisi oleh figur-figur terpilih yang dinilai mampu mempercepat realisasi kebijakan publik di tengah tuntutan pelayanan yang terus meningkat.
Meski belum diumumkan resmi, suasana “menanti pelantikan” ini menjadi momen reflektif bagi banyak aparatur di Batam. Di balik hiruk-pikuk dinamika jabatan, tersimpan harapan akan sistem birokrasi yang makin transparan, berintegritas, dan berpihak pada kinerja.
Kini, publik dan jajaran pemerintahan Kota Batam hanya bisa menunggu: kapan waktu yang tepat akan tiba. Namun satu hal yang pasti, bagi Wali Kota Amsakar Achmad, pelantikan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah penentu arah—bagi Batam yang ingin bergerak lebih cepat, lebih baik.(**)
Kontributor Batam : Sebastian Un Koes
Sumber/Photo : Media Center Pemko Batam