banner 728x250

Perss SoE Juara, Tapi Anak TTS di Mana?

Kemenangan Tak Boleh Merampas Hak Anak-Anak Daerah untuk Berkembang

banner 120x600
banner 468x60

 


đź“° Kolom Editorial | Radar Perbatasan
Jumat , 8 Agustus 2025

banner 325x300

Perss SoE Juara, Tapi Anak TTS di Mana?

Kemenangan Tak Boleh Merampas Hak Anak-Anak Daerah untuk Berkembang

Kemenangan Perss SoE di ajang Soeratin Cup U-17 2025 adalah sebuah pencapaian yang secara kasat mata membanggakan. Mengalahkan tim kuat Bintang Timur Atambua di final dengan skor 2-1 tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Namun di balik euforia ini, ada kegelisahan yang tidak bisa kami abaikan: anak-anak TTS tidak benar-benar menjadi bagian dari kemenangan ini.

Fakta yang kami konfirmasi menunjukkan bahwa sebanyak 12 pemain dari tim Perss SoE merupakan siswa Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO) Flobamorata Kupang. Bahkan pelatih kepala tim pun adalah pelatih dari SKO tersebut. Dengan kata lain, tim ini secara teknis dibentuk dan dikendalikan oleh pihak luar, meski menggunakan nama Perss SoE sebagai representasi Kabupaten TTS.

Kami tidak mempersoalkan kualitas pemain SKO. Kami juga tidak menyoal kerja keras mereka yang telah menunjukkan permainan terbaik di turnamen ini. Namun yang menjadi persoalan adalah: di mana anak-anak asli TTS? Mengapa mereka tidak dibina, tidak dilibatkan, dan tidak dipercaya untuk membawa nama daerahnya sendiri?


Ini Bukan Kolaborasi, Ini Jalan Pintas

Ajang seperti Soeratin Cup U-17 bukan sekadar kompetisi memperebutkan gelar. Ini adalah bagian dari proses pembinaan jangka panjang yang mestinya mencerminkan hasil kerja keras daerah dalam menyiapkan pemain muda sejak dini. Saat satu tim memutuskan mengambil “paket jadi” dari luar, tanpa proses pembinaan internal, maka yang terjadi bukan kolaborasi—tetapi pengabaian terhadap generasi sendiri.

Hal semacam ini hanya menguntungkan segelintir elite pengurus dan merugikan ratusan bahkan ribuan anak-anak TTS yang sebenarnya punya potensi, jika saja dibina secara sungguh-sungguh.


Di Mana Tanggung Jawab Pemerintah dan PSSI TTS?

Kami di Radar Perbatasan memandang serius soal ini. Bupati TTS, Wakil Bupati, dan para pengurus PSSI Kabupaten TTS harus bertanggung jawab secara moral dan strategis atas absennya pembinaan usia dini yang layak. Tidak boleh ada pembenaran atas praktik instan seperti ini, hanya demi piala dan popularitas sesaat.

Jika Pemerintah Daerah dan pengurus PSSI TTS sungguh ingin membangun olahraga, mereka harus mulai dari bawah. Dari pembinaan anak-anak kampung, dari seleksi terbuka, dari lapangan kecil di desa-desa yang selama ini tidak pernah dikunjungi. Bukan dengan membentuk tim dadakan menjelang turnamen dan mengganti pembinaan dengan perekrutan instan.


SKO Flobamorata Punya Tempat Sendiri

SKO Flobamorata adalah lembaga pendidikan olahraga yang kredibel dan layak tampil di panggung Soeratin. Tapi jika ingin ikut bertanding, mestinya mereka tampil dengan nama dan tim mereka sendiri. Masuk lewat “pintu belakang” dan menumpang nama Perss SoE hanya akan menciptakan kesan manipulatif dan merusak ekosistem pembinaan sepak bola usia muda di NTT.

Hal ini juga menimbulkan ketimpangan: kabupaten yang serius membina bisa kalah karena tidak punya pemain instan, sementara kabupaten yang tidak membina justru melaju jauh karena meminjam hasil kerja orang lain.


Masa Depan Tidak Dibangun dari Jalan Pintas

Piala bisa dimenangkan dalam sekejap. Tapi karakter, kebanggaan, dan sistem yang sehat tidak bisa dibentuk dengan cara seperti ini. Jika TTS ingin dikenal sebagai gudang talenta, maka investasi harus dimulai dari anak-anak TTS itu sendiri. Bukan dengan menumpang nama, bukan dengan menyingkirkan mereka.

Kami di Radar Perbatasan mengajak semua pihak—pemerintah, pengurus sepak bola, tokoh masyarakat, dan pegiat olahraga—untuk kembali ke akar: membina, bukan membeli. Memberi ruang bagi anak-anak sendiri untuk tumbuh, gagal, dan bangkit lagi, hingga kelak menjadi juara sejati yang benar-benar lahir dari tanah TTS.

Karena kemenangan sejati bukan tentang siapa yang menang hari ini, tetapi tentang siapa yang tumbuh bersama proses dan membawa harapan untuk masa depan.


✍️ Redaksi Radar Perbatasan
Mengawal Daerah, Menjaga Masa Depan


 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *